Mahasiswa President University Memenangkan Satu Emas dan 4 Perak pada Pakubumi Open Martial Arts Championship III

Wednesday, 17 October 2018 08:10 by Administrator

Bandung, Indonesia—President University (PresUniv) berhasil memenangkan medali perak dalam kompetisi Silat Pakubumi Open Championship III tingkat Asia dan Eropa yang diselenggarakan di GOR Padjajaran dan GOR Trilomba Juang, Bandung, pada tanggal 30 September sampai 1 Oktober 2017. PresUniv berhasil mengumpulkan 1 medali emas pada kategori A (45-50 kg) yang diperoleh Gebby Maurizka Lembah (Hubungan Internasional batch 2015) dan 4 medali perak yang dimenangkan oleh, Shinta Dwi Ranti  (Sistem Informasi Komputer  batch 2017) kategori B (50-55 kg), M. Nur Rahmat (Teknik Industri batch 2017) kategori C (55-60 kg), M. Wahyu Ramadhani (Teknik Elektro batch 2013) kategori D (60-65 kg), dan Alfian Kurnia Musdar Santo (Hubungan Internasional batch2015) Kategori F (70-75 kg).

Pakubumi Open Championship adalah kompetisi silat tahunan yang diselenggarakan oleh Perguruan Pencak Silat Pakubumi. Terdapat sekitar 1.640 atlet yang tidak hanya berasal dari Indonesia, namun juga dari Jepang, yang bertanding di kompetisi ini. Ada dua kategori yaitu kategori tanding/fight dan kategori tunggal/seni untuk semua kelas pertandingan mulai dari SD, SMP, SMA, mahasiswa, dan dewasa.

Kontingen dari PresUniv berlatih intensif empat hari dalam seminggu selama lebih dari dua bulan. Materi latihan terdiri dari latihan fisik yang dikombinasikan dengan latihan teknik.

“Saya merasa tertantang karena mengetahui kejuaraan ini memiliki tingkat sangat tinggi. Oleh karena itu saya berlatih sangat keras untuk mempersiapkan diri sebelum menghadapi pertandingan ini. Dengan mendapatkan juara pertama Kategori A pada pertandingan Pakubumi Open III kemarin, saya merasa sangat bersyukur karena perjuangan dan pengorbanan saya tidak sia-sia. Setelah pertandingan ini, saya akan mempersiapkan diri untuk bertanding di Yogyakarta Championship II yang diselenggarakan di Yogyakarta pada 14-15 Oktober 2017,” ujar Gebby.

Di sisi lain, salah satu atlet kontingen PresUniv, Wahyu, mengatakan bahwa dalam sebuah pertandingan, kerja sama tim sangatlah penting.

“Di dalam arena ketika kamu bertarung sendirian, satu-satunya hal yang harus kamu khawatirkan adalah lawan di depan yang siap mengalahkanmu. Kamu tidak bisa terganggu oleh hal-hal lain. Tetapi dalam proses maju ke arena dan bertarung, rekan satu tim berkontribusi sangat banyak. Mereka juga berperan sebagai pelatih, rekan bertarung, dan pendukung. Mereka membantu meningkatkan teknik dan rasa percaya diri saya. Saya selalu bisa mengandalkan mereka untuk mendapat nasihat karena mereka juga mengalami apa yang saya alami,” ungkap Wahyu.

Selanjutnya, Gebby berharap agar olahraga pencak silat bisa masuk warisan budaya Indonesia versi UNESCO dan menjadi salah satu olahraga bela diri dunia yang dapat membawa nama Indonesia untuk lebih dikenal dengan adanya atlet-atlet berprestasi dalam olahraga pencak silat.

“Harapan saya mahasiswa terus berprestasi. Pencak Silat merupakan olahraga yang kurang dikenal banyak orang, tapi dengan adanya kompetisi ini diharapkan menjadi lebih baik lagi,” ungkap Dindin Dimyati, S.Sos.,M.M., Kepala Program Studi Komunikasi yang sekaligus Penasehat klub Silat PresUniv.(SL)